About

SOLO BALAPAN :
""STASIUN SENI-BUDAYA-TRADISI INDUSTRI KOTA SOLO""

Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mangkunagara IV (1811-1881).

Simbol Kemajuan Peradaban (Industri Transportasi/Teknologi Jalan Baja) Kota Solo, pd masanya

Tags : #RailroadCompany, #RailwayStation

Location :
Solo Balapan, Surakarta 57133
Contacts :

6 Reviews

  • Anynomous
    14 August 2010

    Ricuh, Antre Tiket Arus Balik di Stasiun Solo

    Tiket di loket tak lagi tersedia karena sudah ludes melalui pemesanan online.

    SABTU, 14 AGUSTUS 2010, 10:59 WIB ... Eko Priliawito

    VIVAnews - Antrean tiket kereta untuk jadwal arus balik di Stasiun Balapan Solo pagi ini berakhir ricuh. Sebagian besar warga yang telah mengantre lama terpaksa pulang dengan tangan hampa karena tiket telah habis terjual.

    Sebagian warga mendesak petugas untuk menjual tiket keberangkatan tanggal 14 September, yang harusnya baru mulai dijual besok. Hal ini kemudian memicu kericuhan. Adu mulut panas antara petugas dan warga tak dapat dihindari.

    Berdasarkan pantauan VIVAnews.com di Stasiun Balapan Solo, antrean panjang sudah terlihat sejak dini hari tadi. Hingga pukul 06.00 WIB, antrean terus memanjang, hingga area parkir mobil di stasiun tersebut. Warga mengantre untuk membeli tiket kereta eksekutif dan bisnis tujuan Solo-Jakarta dan Solo-Bandung.

    Meski begitu, pihak Stasiun Balapan Solo tetap baru membuka loket penjualan tiket mulai pukul 07.00 WIB. Sejurus kemudian, petugas keamanan datang mengatur antrian. Hanya saja, 30 menit kemudian, antrian langsung kisruh ketika muncul informasi bahwa semua tiket kereta ekskutif sudah ludes terjual.

    Calon pembeli tiket yang sudah mengantre sejak subuh, naik darah dan mencaci maki petugas stasiun. "Kecewa karena sudah mengantre sejak pukul 05.00 tapi tidak kebagian tiket," kata Hari yang berencana membelikan tiket untuk keponakannya. "Kalau sejak awal diumunkan tidak seperti ini."

    Seorang petugas stasiun yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan tiket di loket tak lagi tersedia karena sudah ludes melalui pemesanan online.

    (Laporan: Fajar Sodiq, Solo | kd) ----------------------------------------------------------------- Antrean Tiket Mudik di Solo Ricuh

    Nusantara / Sabtu, 14 Agustus 2010 09:27 WIB

    Metrotvnews.com, Solo: Keributan terjadi antara calon penumpang dan petugas penjual tiket di Stasiun Solo Balapan, Jawa Tengah, Sabtu (14/8). Para calon penumpang marah karena seluruh tiket keberangkatan H+2 Lebaran habis terjual. Mereka memprotes petugas loket yang dinilai tidak adil menjual tiket.

    Terhitung tak lebih dari satu jam, seluruh tiket keberangkatan 13 September, habis terjual. Tiket-tiket itu diserbu para pemesan secara online. Itu membuat kesal calon penumpang di Stasiun Solo Balapan. Mereka yang sudah antre sejak pagi, malah tak kebagian.

    Sistem online tidak memungkinkan adanya kuota bagi masing-masing loket. Sebab, di semua tempat pelayanan online, dibuka pemesanan secara bersama, yakni pukul 07.00 WIB. Kebijakan itu belum dimengerti sebagian besar warga. Bagi mereka, pemesan secara langsung seharusnya diprioritaskan.

    (Eka Hari Wibawa/IKA)

    See More

    report this review
  • Anynomous
    10 August 2010

    ............ Wow, Kereta Khusus Perempuan Beroperasi

    JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di atas moda transportasi umum yang menimpa kaum perempuan tampaknya mendapat perhatian serius dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).

    ...Continue Reading

    report this review
  • Anynomous
    17 July 2010

    Segala macam kereta penumpang dari-dan ke-serta lewat SOLO BALAPAN

    Termasuk kapasitas tempat duduk, harga tiket serta Jadwalnya, datang dan berangkat dari SOLO BALAPAN.

    report this review
  • Anynomous
    08 July 2010

    Segala macam kereta penumpang dari-dan ke-serta lewat SOLO BALAPAN

    Termasuk kapasitas tempat duduk, harga tiket serta Jadwalnya, datang dan berangkat dari SOLO BALAPAN.

    report this review
  • Anynomous
    23 May 2010

    Ir. Herman Thomas Karsten ( 1884 – 1945 ):

    Lahir tahun 1884 dengan nama Herman Thomas Karsten, berasal dari keluarga terdidik di Amsterdam, ayahnya seorang profesor dalam ilmu filsafat dan wakil ketua Chancellor di Universitas Amsterdam. Ia seorang aktivis yang progresif dalam perkumpulan mahasiswa sosial demokratis. Pada tahun pertama setelah masuk universitas, ia menjadi anggota STV atau Social – Technische Vereeniging va Democratische Ingenieurs en Architecten, sebuah kelo...mpok mahasiswa teknik arsitektur berhaluan demokrasi. Tahun 1908 Karsten menjadi anggota pengurus bagian perumahan dari organisasi yang memegang peranan penting dalam masalah perumahan dan perencanaan kota tersebut diatas.

    Waktu itu pada jurusan arsitektur di Delft, tidak terlalu banyak memberikan perhatian dalam studi masalah perumahan maupun perencanaan kota. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa keberhasilan Thomas Karsten dalam perencanaan perumahan dan pengembangan kota di Indonesia adalah hasil pengalaman aktif di organisasi.

    Sebagai akibat revolusi industri, keadaan perumahan terutama kaum buruh di berbagai negara Eropa sangat buruk sehingga menjadi permasalahan pemerintahan dan para perencana. Diadakan proyek-proyek perbaikan perumahan dan pengembangan kota, antara lain di Inggris timbul gerakan “Garden City” atau Kota Taman. Gerakan ini banyak mendapat perhatian dan diterapkan di negara- negara Eropa lainnya seperti misalnya di Jerman. Dalam Konggres Perumahan Internasional tahun 1913, di Scheveningen Belanda, H.F. Tellima menguraikan buruknya kondisi perumahan terutama dalam sistem penghawaan dan pencahayaan di Indonesia. Kondisi seperti itu dikemukakan dengan mengetengahkan kasus kampung-kampung di Semarang. Pengalaman Karsten dalam organisasi termasuk kunjungannya di Berlin (sebuah kota yang sangat maju dalam perencanaan kota dan perumahan), berpengaruh besar pada karya-karyanya di Indonesia.

    Pada akhir 1914 Thomas Karsten meninggalkan Belanda, berangkat ke Indonesia atas undangan bekas teman kuliahnya Maclaine Pont. Namun satu tahun kemudian Maclaine Pont kembali ke Belanda karena kesehatannya dan Karsten membeli biro tersebut. Disinilah pertama kali Karsten memulai bekerja sebagai arsitek dan tahun-tahun berikutnya banyak terlibat dalam perencanaan perumahan dan perkotaan. Pengalaman Karsten di organisasi saat masih kuliah inilah yang banyak ia manfaatkan dan justru bukan dari bangku kuliah.

    Sejak tahun 1903, sebelum Karsten tiba di Indonesia, telah ada aktivitas lokal dalam bidang perencanaan kota. Aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan dari politik desentralisasi yang memberikan otoritas kepada daerah dalam pengembangannya. Pada saat itulah Karsten diangkat menjadi penasehat otoritas lokal untuk perencanaan kota Semarang, bekerja sama dengan jawatan pekerjaan umum. Sebagai penasehat kota, Karsten juga menyusun paket lengkap kota, yang berisi :

    * Town-plan ; perencanaan kota * Detail plan ; rencana detail kota * Building Regulation ; peraturan bangunan untuk sejumlah kota di Jawa, antara lain : Semarang, Bandung, Batavia (Jakarta), Magelang, Malang, Buitenzorg (Bogor), Madiun, Cirebon, Meester Cornelis (Jatinegara) dua kota kerajaan Yogyakarta dan Surakarta dan kota Purwokerto. Ia juga menjadi penasehat kota- kota Palembang, Padang, Medan dan Banjarmasin.

    Kawasan Candi adalah salah satu karya Karsten yang sampai saat ini terasa gaya Eropanya, yang memang kental pada saat itu, yakni konsep “Garden City” ; rumah-rumah dengan halaman luas. Lahan seluas 50 Ha dibagi menjadi tiga zona sesuai dengan karakteristik topografi dan flora, sedangkan tipe bangunan, ia menerapkan konsep pengelompokan berdasar tingkat ekonomi. Perencanaan kawasan di Semarang yang ia rencanakan juga adalah daerah Pekunden dan Peterongan, Sompok dan Semarang Timur pada tahun 1919.

    Tahun 1930 ia diangkat menjadi penasehat dalam perencanaan kota Malang, Jawa Timur, tahun 1937 ia merencanakan kawasan rumah murah di daerah Kwarasan, bagian Selatan-Barat kota Magelang.

    Karya-karya Karsten selain kantor adalah pasar, dengan bekerja sama dengan pemerintah ia membangun banyak pasar antara lain : Pasar Jatingaleh (1930), Pasar Johar (1933), Pasar Sentral (1936) dan Pasar Ilir di Palembang. Yang paling terkenal pada saat itu adalah Pasar Johar ; merupakan pasar terbesar dan termodern di Indonesia. Yang menjadi sorotan adalah jenis konstruksi yang ia gunakan pada waktu itu adalah Konstruksi Jamur, konstruksi tersebut termasuk konstruksi muthakir karena perhitungan dan pelaksanaannya memerlukan ketelitian dan ketepatan yang tinggi.

    Konstruksi tersebut juga digunakan pada bangunan Johnson Wax Building di Wisconsin (1936) karya arsitek Amerika terkenal Frank Lloyd Wright. Sedikit perbedaan yaitu pada penampang kolom dan bagian atasnya berbentuk lingkaran.

    Tahun 1933 Karsten membangun Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, juga pernah menjadi penanggung jawab untuk perluasan dan modifikasi Keraton Mangkunegoro VII di Surakarta pada tahun 1917-1920.

    Karena keprihatinannya terhadap tenaga ahli teknik di Indonesia, iapun menyumbangkan tenaganya dengan mengambil bagian di kuliah perencanaan kota di ITB, sempat menjadi Profesor selama enam bulan (1941-1942). Namun akhirnya, Karsten yang banyak jasanya, harus mengalami nasib pahit dalam hidupnya karena pada tahun 1945 ia meninggal dalam interniran Jepang di Cimahi.

    Sosok arsitek Karsten ternyata mempunyai sejarah yang tidak bisa dipisahkan dengan rekan sejawatnya saat kuliah di Technische Hoogeschool di Delft, yakni Maclaine Pont. Karsten masuk ke universitas tersebut pada tahun 1904 sedangkan Maclaine Pont dua tahun lebih awal masuk ke jurusan arsitektur pada universitas yang sama.

    See More

    report this review
  • Anynomous
    22 May 2010

    Solo Balapan di dunia maya......

    report this review

Rate & Write Reviews