About

Pondok Pesantren yang memadukan antara Ala Salafi dan Modern yang dicirikan dengan wajib berbahasa Arab atau Inggris plus menghafal AI Qur’an.

Tags : #ReligiousSchool

Location :
Ngemplak, Ngudirejo, Diwek, Jombang, Jawa Timur 61471

9 Reviews

  • Anynomous
    22 October 2018

    Tiap hari belajar keras Melangkahkan kaki menuju surau Menjadi santri tak boleh malas Agar tercapai cita citamu

    ...

    Pergi ke jombang naik sepeda Kakiku pegal sudah tidak kuat Di sini aku belajar agama Demi bahagia dunia akhirat

    Selamat #HariSantri Nasional 2018

    See More

    report this review
  • Anynomous
    15 September 2018

    Latifatul Fuadah, santriwati kelahiran Sumbersari, Genukwatu, Ngoro, Jombang merupakan salah satu alumni Ponpes Al Munawaroh Ngemplak Ngudirejo Diwek Jombang yang lulus pada tahun 2017 lalu. Saat ini santriwati berprestasi yang juga hafal Al Qur’an (Hafidzoh) ini sedang melanjutkan studinya di Nantong University China, jurusan International Trade And Economic.

    Ini merupakan salah satu bukti bahwa Pondok Pesantren Al Munawaroh dengan visi misinya yang mampu mencetak generasi y...ang beramaliyah qur’ani serta mampu mencetak lulusan yang mampu mengakses perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri.

    Yaa… Karena di Pondok Pesantren Al Munawaroh tidak hanya mengajarkan pelajaran agama saja, namun para santri juga dibekali dengan keilmuan bahasa Arab dan Inggris yang merupakan bahasa pengantar dibeberapa Negara.

    Ifah (nama panggilan) lah salah satu santri berprestasi yang mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan di luar negeri melalui beasiswa yang disediakan oleh Viva College. Selain itu, ia juga mendapatkan fasilitas gratis seperti tempat tinggal dan uang saku setiap bulan.

    Melalui jalur beasiswa ini, akhirnya ia bisa mawujudkan cita – citanya untuk melanjutkan studi di Luar Negeri. Semoga dengan barokah do’a Kyai dan Bu Nyai, serta segenap dewan guru, Ifah diberikan ilmu yang manfaat dan barokah… Amiiiiiin….

    See More

    report this review
  • Anynomous
    24 August 2018

    Dalam kitab Nawadirul Hikayah karya Syaikh Syihabuddin bin Salamah Al Qulyuby termaktub hadits:

    روي عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله غليه وسلم: "من صلى عليّ في يوم الجمغة مائة مرة قضى الله له مائة حاجة, سبعين من حوائج الأخرة وثلاثين من حوائج الدنيا. ويوكل الله بصلاته على ملكا حتى يدخلها على قبري كما تدخل على أحدكم الهداية. ويخبرني بإسمه فأثبته عندي في صحيفة بيضاء وأكفئه بها يوم القيامة.

    Artinya: diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah sal...allahu 'alaihi wasalam bersabda:

    "Barang siapa bershalawat kepadaku di hari Jumat 100 kali, maka Allah akan mengabulkan baginya 100 hajat (kebutuhan), yang 70 dari kebutuhan akhirat dan 30 dari kebutuhan-kebutuhan duniawi. Dan Allah membebankan shalawat tersebut kepada malaikat hingga menghaturkannya ke kuburanku, layaknya (cahaya) hidayah yang masuk kepada kamu sekalian, dan malaikat memberi tahu akan namanya, kemudian aku menetapkannya di sampingku di dalam lembaran yang putih bersih, dan dengan shalawatnya, aku mencukupinya (memberi syafaat) kelak di hari kiamat,".

    Lewat Hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa, keutamaan membaca shalawat di hari Jumat 100 kali, adalah::

    1. Dikabulkan 100 hajatnya: 70 mengenai kebutuhan akhirat dan yang 30 kebutuhan dunia

    2. Bacaan shalawatnya tersampaikan kepada nabi oleh malaikat atas perintah Allah

    3. Bagi yang bershalawat, namanya akan disebut malaikat di kehadirat nabi

    4. Namanya akan diingat dan dicatat nabi dalam lembaran yang putih dan bersih

    5. Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaatnya kelak di hari kiamat kepada orang yang telah membaca shalawat untuknya.

    Subhanallah, sungguh banyak sekali keutamaan-keutamaan membaca shalawat. Marilah di momen bulan Ramadan ini, kita perbanyak melakukan amal shalih seperti membaca shalawat nabi.

    Apalagi telah dipahami, bahwa di bulan Ramadhan semua amal ibadah dilipat gandakan pahalanya. Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad.

    See More

    report this review
  • Anynomous
    09 August 2018

    Pernah gak sih kita merasa gelisah saat keinginan kita tidak kunjung dikabulkan? Padahal kita sudah memanjatkan do’a berkali-kali. Saya rasa, setiap orang pernah merasakan hal demikian. Ternyata ada beberapa alasan lho yang kemungkinan menyebabkan do’a dan keinginan kita tidak kunjung dikabulkan. Mau tau apa saja? Mari kita simak ulasannya di bawah ini:

    Allah Swt adalah Pemilik segala sesuatu di alam semesta ini. Sebagai Dzat yang memiliki segala sesuatu, Ia berhak untuk memb...erikan sesuatu kepada kita ataupun tidak memberikannya. Dan kita tidak punya hak untuk protes ketika kita tidak diberikan apa yang kita minta.

    Allah Swt menjadikan segala sesuatu berkaitan dengan sebuah hikmah. Terkadang, kita tidak mengetahui hikmah dibalik sebuah peristiwa. Ada kalanya, sesuatu yang pahit mengandung manfaat yang besar, layaknya dokter yang memberikan obat pahit kepada pasiennya untuk kesembuhan sang pasien. Untuk itulah, ada kemungkinan bahwa do’a kita yang masih dalam status pending, karena ada suatu hikmah dan maslahat yang tidak kita ketahui.

    Ada kalanya tergesa-gesa akan menimbulkan bahaya dan malapetaka. Sedangkan sabar dalam penantian akan membuahkan hasil yang istimewa. Begitu pula do’a yang kita panjatkan, ada kalanya jika kita diberikan hal teraebut saat ini, mita belum siap untuk menerimanya, sehingga justru akan membahayakan diri kita sendiri.

    Ada kalanya sebab tersebut ada dalam diri kita. Seperti; melakukan maksiat, makanan dan pakaian kita statusnya syubhat, atau hati kita dalam keadaan lalai saat memanjatkan permintaan tersebut kepada Allah Swt. Untuk itu, kita perlu mengintrospeksi diri kita masing-masing, jika memang do’a kita mau dikabulkan.

    Kita perlu melihat kembali terhadap apa yang kita minta. Jika yang kita minta trnyata hanya akan menambah dosa, atau semangat kita dalam menjalankan ibadah justru akan berkurang, maka yang lebih bermanfaat bagi kita adalah tidak dikabulkannya permintaan tersebut.

    Sumber: kitab shaid al-khatir karya Al-imam Ibnu Jauzy

    See More

    report this review
  • Anynomous
    28 July 2018

    MAWAS DIRI. Alangkah Baiknya Kalau Kita ber Hati-Hati Dengan Gelar Yang Kita Sandang... Apapun itu Gelarnya..... _ Nu'man bin Tsabit yang dikenal dengan sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut IMAM HANAFI, pernah berpapasan dengan seorang anak muda yang buta, yang sedang berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu). _... Sang Imam berkata: _Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir_ _ Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah. _ _Bolehkah saya tahu namamu Tuan...?- tanya si bocah. _ _Nu'man namaku_ Jawab sang imam. _ _Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a'dhom. (Imam agung) itu..??_ Tanya si BOCAH. _ _Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakat-lah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku._ _ _Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan-mu ke dalam api yang kekal, jika gelarmu itu disertai oleh kesombongan dan keangkuhan_. _

    Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis.... _ Imam Abu Hanifah bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah. ≠==================≠. _ _

    Pesan moral :

    Betapa banyak manusia tertipu karena jabatan, tertipu karena kedudukan, tertipu karena gelar, tertipu karena kemaqoman, tertipu karena Harta yang berlimpah, tertipu karena status sosial... Jangan sampai kita tergelincir... jadi angkuh dan sombong karena gelar, jabatan, status sosial dan kebesaran di dunia, karena itu akan menentukan hisab kita nanti... _ _

    PEPATAH MENGATAKAN: *"SEPASANG TANGAN YANG MENARIKMU KALA TERJATUH LEBIH HARUS KAU PERCAYAI DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA TIBA DI PUNCAK KESUKSESAN.”* (Nailul Authar). - _ Selamat beraktifitas dan semoga bermanfaat. 💚

    _ اللهم صل على سيدنا محمد _ dalam foto : Habib Umar bin Hafidz dan seorang anak kecil yang memiliki keluh kesah.

    See More

    report this review
  • Anynomous
    28 July 2018

    Habib Ali, beliau berkata. _ Jangan memandang sebelah mata orang yg berbuat maksiat. Jangan merasa kita lebih bermartabat dibandingkan dengan mereka. Kita cela perbuatan maksiat mereka, bukan orangnya. _ Mereka tidak boleh kita anggap rendah dan tercela, kita juga tidak boleh sombong kepada mereka. ... Boleh jadi, suatu malam ia "dilihat" Allah, lalu menjadi seorang wali yg dicintai Allah.

    _ Sementara amal kita yg tidak seberapa, karena kita sombongkan, dihapus Allah dan kita jadi tak punya apa-apa. _ Bahkan, boleh jadi iman kita dicabut, dan kita tidak diterima lagi untuk menghadap-Nya.” Na’udzubillahi min dzalik.

    _ Semoga bermanfaat.

    See More

    report this review
  • Anynomous
    27 July 2018

    PANCARAN CAHAYA PADA WAJAH MULIA SANG NABI _ Dikisahkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ketika beliau sedang menjahit dalam keadaan kurangnya penerangan, jarumnya terjatuh, beberapa saat beliau mencoba untuk mencari namun sia-sia, bersamaan dengan itu Rasulullah SAW memasuki kamarnya, maka terpancarlah cahaya dari wajah beliau sehingga darinya sayyidah Aisyah dengan mudah menemukan kembali jarum yang terjatuh _ Berkata Sayyidah Aisyah, "Betapa bercahayanya wajah mu Wahai Baginda." R...asulullah SAW pun bersabda, "Sungguh merugi orang yang tak dapat melihat wajahku di hari kiamat." Sayyidah Aisyah bertanya, "Siapakah gerangan orang yang merugi itu?" Nabi menjawab, "Orang yang ketika disebutkan namaku, namun tak bersholawat atasku." _ Allah... Allah, beruntunglah orang yang dapat memandang dan mengambil manfaat dengan cahaya Sang Nabi SAW. Begitupula Sayyidah Aisyah dan para sahabat lainnya yang kesemuanya telah memandang wajah mulia Sang Nabi SAW dan telah mendapatkan manfaat bagi kehidupan mereka didunia maupun diakhirat dalam mencapai ridha Ilahi _ Sedangkan Abu Lahab yang dahulu setiap harinya melihat wajah mulia Sang Nabi SAW, telah gagal memandang dan memanfaatkan cahaya tersebut, karena Abu Lahab hanya melihat Muhammad si anak yatim, bukan Muhammad Rasulullah SAW. Lalu bagaimana pandangan kita terhadap Junjungan Nabi SAW? _ Mudah-mudahan kita dapat memandang baginda sebagaimana para sahabat memandangnya, sehingga kita pun dipandang olehnya didunia maupun diakhirat. _ Source: @habibumar_indonesia

    See More

    report this review
  • Anynomous
    27 July 2018

    ((المجانسة بالمجالسة))

    (( serupa sebab berkumpul ))

    يقول ابن عطاء الله السكندري رحمه الله :

    ...

    Berkata Imam Ibnu 'Atho' illah As-Sakandari rohimahulloh :

    اعلم أن المجانسة تكون بالمجالسة؛

    Ketahuilah sesungguhnya orang akan menjadi serupa itu sebab seringnya berkumpul;

    - إن جلست مع المسرور سُرِرت، - وإن رافقت الغافلين غفلت، - وإن جلست مع الذاكرين ذكرت، - وإن صاحبت النائمين نمت، - وإن صاحبت أموات الدين يمت دينك في قلبك (أَمْواتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ ).

    - bila kamu berkumpul dengan orang yang bahagia niscaya kamu akan ikut bahagia, - bila kamu berteman dengan orang yang lalai maka niscaya kamu alan ikut lalai, - bila kamu berkumpul dengan orang-orang yang berdzikir niscaya kamu akan ikut berdzikir, - bila kamu menemani orang-orang yang tidur niscaya kamu akan ikut tidur, - dan bila kamu menemani orang yang mati agamanya niscaya agama yang ada di dalam hatimu pun akan ikut mati ( mereka orang-orang yang mati bukan orang-orang yang hidup ).

    فلذلك قيل لمريم : ​" وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ "​ .

    Karena itulah Sayyidah Maryam diperintahkan : " sholatlah bersama orang-orang yang sholat ".

    * فتبَصر أمرك و تدبر حالِ صَحبِك، فإن وفقك الله إلى صُحبة طيبة، فأكثر من شُكر الله على هذه النعمة العظيمة، ولا تصاحب من لا يدلك على الله ولا يطيع أمر الله

    *maka perhatikan urusanmu dan renungi keadaan pertemananmu, bila ALLAH memberimu taufiq dengan berteman kepada orang yang baik, niscaya perbanyaklah syukur kepada ALLAH atas nikmat yang besar ini, dan jangan sekali-kali kamu berteman dengan orang yang tidak menunjukkan kamu kepada ALLAH yang tidak mentaati perintah-Nya.

    See More

    report this review
  • Anynomous
    16 July 2018

    3 HIKMAH TAWAKKAL

    report this review

Rate & Write Reviews